• Posted by : Yun✰Buubuu✰ Sabtu, 02 Januari 2016

    PEMBAHASAN

    A. PENGERTIAN CINTA KASIH



    Menurut kamus bahasa indonesia W.J.S Poerwa Darminta. Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan, kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Maka, pengertian cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta kepada sesorang. Dan, cinta kasih bisa juga diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang dan juga disertai dengan menaruh belas kasih.

    Victor Hago menyimpulkan, “mati tanpa cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa”. Dan Erich Fromm dalam bukunya menyebutkan, “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan material. Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan”. Cinta dapat berlangsung sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan seseorang untuk mengetahui apa itu arti cinta yang sesungguhnya. Setiap orang memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung individu itu sendiri yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia alami.

    Pengertian cinta kasih adalah suatu perasaan ingin memberikan kasih sayang, perlindungan, kenyamanan, kebahagiaan, dan ketentraman kepada seseorang secara tulus dan ikhlas tanpa ada paksaan atau tuntutan dan tanpa berharap imbalan apapun. Cinta kasih bersifat universal, kita dapat memberikan cinta kasih kita kepada siapa saja. Misalkan orangtua, keluarga, teman, pacar dan orang-orang sekitar.

    Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu :

    Pengasuhan : contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya; bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati. Tanggung jawab : dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali sukarela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik. Perhatian : yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya. Pengenalan : merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. 
    Dengan keempat unsur tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan suatu cinta dapat dibina secara baik.

    3 Unsur Dalam Segitiga Cinta

    Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga mengemukakan pendapat bahwa cinta juga memiliki 3 unsur, yaitu :

    BAB 4 1

      Ketertarikan : adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, kalau ada janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia.

          Keintiman : adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risih, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan sebgaianya.

              Kemesraan : adalah adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan seterusnya.

                BAB 4 2

                Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu:

                Cinta tingkat tertinggi

                Adalah cinta kepada ALLAH, tak diragukan lagi bahwa seorang yang telah merasakan kelezatan iman di dalam hatinya, ia akan mencurahkan segala cintanya hanya kepada Tuhan. Karena ia telah meyakini bahwa dzat Tuhanlah yang maha sempurna, maha indah dan maha agung. Tak ada satupun selain Dia yang memiliki kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan ketulusan iman yang sejati itulah yang harus diikuti karena Dialah yang maha tinggi, maha sempurna dan maha agung.

                Cinta tingkat menengah

                Adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri atau suami dan kerabat. Hakikat cinta menengah adalah suatu energi yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Karena hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan di antara mereka semakin akrab. Berangkat dari perasaan lembut yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati dan jiwa seseorang inilah, akan terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta dari seseorang terhadap orang lain: seorang anak terhadap orang tuanya, orang tua terhadap anak-anaknya, seorang suami terhadap istrinya atau sebaliknya istri terhadap suaminya, cinta seseorang terhadap sanak saudara dan keluarganya, cinta seseorang terhadap sahabatnya, atau seorang penduduk pada tanah airnya.

                Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh cinta menengah ini akan nampak jelas hasilnya. Jika bukan disebabkan perasaan kasih sayang yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati, sepasang suami istri, tentu tidak akan terbentuk suatu keluarga, tak akan ada keturunan, tak akan terwujud asuhan, bimbingan dan pendidikan terhadap anak.

                Cinta tingkat terendah

                Adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam, yaitu:

                Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan. Cinta berdasarkan hawa nafsu. Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal.

                B. CINTA MENURUT AJARAN AGAMA

                Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya atau ALLAH dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa didapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.

                Cinta Diri


                Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri untuk tetap hidup, mengembangkan potensi diri dan mengaktualisasikan dirinya. Jadi ia mencintai sesuatu yang membuat dirinya menjadi lebih baik. Dan sebaliknya dia akan membenci sesuatu yang membuat hidupnya sedih atau terancam mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindarkan segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu mereka akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjuhkan dirinya dari segala keburukan.

                Diantara gejala yang menunjukkan kecintan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al-“Adiyat, 100:8)

                Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus-menerus agar dikaruniai harta, kesehatan dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana, keburukan atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira ia tidak akan bisa memperoleh karunia lagi. (QS, Fushilat, 41:49)

                Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.

                Cinta Kepada Sesama Manusia


                Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian, ketentraman serta keharmonisan dengan orang lain, setiap manusia harus menghilangkan sifat egois atau ingin menang sendiri dan juga membatasi rasa cintanya kepada diri sendiri. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka terhadap diri sendiri.

                Cinta Seksual

                Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor primer bagi kelangsungan hidup keluarga:

                “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum, 30:21)

                Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi menjadi ramai, bangsa-bangsa saling mengenal, kebudayaan berkembang dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ini merupakan emosi alamiah dalam siri manusia yang tidak dilingkari, tidak ditentang ataupun ditekan. Tapi di Islam hubungan ini hanya boleh dilakukan secara sah yaitu melalui “perkawinan”.

                Cinta Kebapakan

                Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan ke ibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Ini terlihat jelas dalam do’a Zakaria as, yang memohon pada ALLAH semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan mewarisi keluarga Ya’qub:

                “Ia berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai : QS, Maryam, 19:4-6”

                Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas rasa kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak:

                “……Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil : “Hai…anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. (QS, Yusuf, 12:48)

                Cinta itu nampak pula dalam doa nabi Nuh as, yang memohon pada ALLAH semoga anaknya selamat:

                “Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya (QS, Hud, 11:45)”

                Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak pada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberikannya pada mereka, demi kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.

                Cinta Kepada ALLAH

                Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada ALLAH dan kerinduannya kepada-Nya. tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam tindakan dan tingkah lakunya, semua tingkah laku dan tindakan ditujukan kepada ALLAH.

                “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai ALLAH, ikutilah aku, niscaya ALLAH mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. ALLAH maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Ali Imran, 3:31)

                Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada ALLAH akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk ALLAH dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spritualnya dan harapan kalbunya.

                Cinta Kepada Rasul

                Cinta kepada rasul, yang diutus oleh ALLAH sebagai rahman bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada ALLAH. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar diseluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.

                C. KASIH SAYANG

                Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

                Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.

                Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.

                Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.

                Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagal hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

                Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.

                Macam-macam Cinta Kasih Dari Orang Tua


                Untuk kasih sayang antara orang tua dan anak, adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan sang anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam – macam demikian sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih dapat dibedakan :

                • Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.

                Orang tua memberikan kasih sayang baik moral dan materiil sebanyak- banyaknya. Sang anak hanya menerima dan tidak memberikan respon. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyampaikan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.

                • Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.

                Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, namun orang tua hanya mendiamkan dan tidak membalas perilaku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.

                • Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.

                Disini jelas bahwa masing-masing hanya membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin karena tidak adanya kasih sayang antara orang tua dan anak, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi kebutuhan materi saja.

                • Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif

                Didalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tuadan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, dan saling membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui tau menggendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang, dinyanyikan, meskipun bayi itu tak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.

                Contoh-contoh Tentang Kasih Sayang

                • Cinta kasih antar orang tua dan anak : orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna di kemudian hari. Terdapat juga sebuah kisah dimana seorang ibu yang memotong dagingnya untuk dimakan oleh anaknya karena mereka tidak memiliki makanan dan kisah seorang ayah yang menghisap jari jempol anak nya yang membusuk dan bernanah agar anaknya tidak merasa kesakitan lagi 
                • Cinta kasih antara pria dan wanita : seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntaian mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu. 
                • Cinta kasih antara manusia : apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit itu. 
                • Cinta kasih antara manusia dan Tuhan : apabila seorang taat beribadah, menurut perintah tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada tuhan penciptanya.
                • Cinta kasih manusia terhadap lingkungan : apabila seseorang menciptakan taman yang indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.

                Contoh-contoh tentang kasih sayang lainnya adalah:

                • Sajak asrul sani “Surat Dari Ibu” mengungkapkan betapa tulus cinta kasih sayang seorang ibu kepada anaknya bukan dengan memanjakannya melainkan dengan nasehat dan petuah-petuah agar anaknya pergi menuntut ilmu ke negri seberang dan mencari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Kalau anaknya telah menjadi “orang” barulah ia boleh pulang. 
                • “Elang Laut” asrul sani secara simbolik juga mengungkapkan pengalaman batinya tentang kasih sayang, tanggung jawab dan pengorbanan yang tulus dari seekor induk elang terhadap anak-anaknya, tanpa menghiraukan dirinya. Akhirnya sang induk gagal membawakan makanan untuk anak-anaknya di sarang, karena ditengah jalan setelah terbang mati-matian melawan badai, ia pun mati dan tenggelam ke dasar lautan. Dan anak-anaknya pun mati kelaparan di sarangnya.

                D. KEMESRAAN


                Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.

                Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.

                Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar dari ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain.” Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah Roro mendut-Pronocitro.

                Ada pula, Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:

                • Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat. 
                • Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang. 
                • Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemesraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.

                Puisi Tentang Kemesraan


                Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Kemesraan cinta tidak hanya terpatri dalam lubuk hati masing-masing, tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya. Saya pribadi, tidak lihai dalam menulis puisi tentang kemesraan, tapi saya akan memberikan contoh puisi yang bertemakan kemesraan dengan judul “Episode” karya W.S Rendra.

                Kami duduk berdua di bangku halaman rumahnya Pohon jambu di halaman rumah itu berbuah dengan lebatnya dan kami senang memandangnya Angin yang lewat memainkan daun yang berguguran Tiba-tiba ia bertanya: ”Mengapa sebuah kancing bajumu lepas terbuka?” Aku hanya tertawa Lalu ia sematkan dengan mesra sebuah peniti menutup bajuku Sementara itu aku bersihkan guguran bunga jambu yang mengotori rambutnya

                E. PEMUJAAN

                Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.

                Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segala, bila manusia mengabaikan perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya. Dalam surat Al-Mu’minin ayat 98 dinyatakan: “Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku”. Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta alam semesta termasuk pencipta manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.

                Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Sholat di rumah, masjid, sembahyang di pura, di candi, di gereja, bahkan ditempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan. Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.

                Pemujaan adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur, memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada. Seperti pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.

                Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang bertema mencintai Sang Pencipta.

                Dalam seni prosa misalnya banyak cerita yang mengagungkan nama Tuhan, misalnya roman “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karangan almarhum Hamka, yang menitikberatkan pada kehidupan agama sebagai latar belakang cerita. Dalam cerita ini Hamid yang tak tersampaikan cintanya, meskipun cintanya terbalas, lebih suka mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam roman ini kita jumpai moral yang tinggi para pelakunya. Kehalusan perasaan tokoh utamanya Hamid dan Zainab dilukiskan dengan indah oleh penulisnya. Betapa hancur hati seorang kekasih yang harus menasehati kekasihnya agar mau menikah dengan orang lain. Padahal kekasihnya adalah belahan hatinya. Bagaimana orang sampai hati menyerahkan belahan hatinya kepada orang lain. Pesan ibunya agar melupakan cintanya kepada Zainab dalam lubuk hatinya karena itu dia lebih suka menjauhkan diri.

                F. BELAS KASIHAN

                Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian.

                Dalam surat Yohanes dijlaskan ada tiga macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta amor ataue eros ialah cinta antara pria dan wanita. Perbedaan antara cinta eros dan amor ini adalah cinta eros sebagai kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinanar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.

                Disamping itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, dan cinta kepada Tuhan. Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaannya. Penderitaan ini mengandung arti yang luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit yang dideritanya atau sebagainya.

                Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman? Kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya, malahan kita jadikan dia sebagai teman baik. Jadi pengertian rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi kalau kita menaruh rasa simpati kepada orang yang tidak dalam kesulitan, sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan), maka hal itu disebut memanjakan.

                Dalam surat Al –Qolam ayat 4,” maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh ALLAH SWT.”

                Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh ALLAH SWT.

                Dalam esai on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuaan tanpa syarat.itu berarti,dalam rasa belas kasihan tidak terkandung unsure pamrih.Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar dari lubuk hati yang ikhlas.Kalau kita memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian,itu berarti tidak ikhlas,berarti ada tujuan tertentu.Hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.

                Cara-cara Menumpahkan Belas Kasih


                Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita menumpahkan belas kasihan.yang perlu kita kasihani antara lain: Yatim piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit dirumah sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya. Orang –orang itu umumnya menderita lahir dan batin dan umumnya sedikit tangan yang menaruh belas kasihan.

                Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya. Sungguh, alangkah baiknya jika kita dapat lebih berempati terhadap orang yang membutuhkan.

                Perbuatan atau menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas.

                G. CINTA KASIH EROTIS

                Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai persamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Bila saya kasihi saudara saya, semua anak saya, disamping itu bahkan saya kasihi semua anak-anak yang membutuhkan saya. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif bukan uiversal., dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.

                Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.

                Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali ukan merupakan nafsu fisis belaka, untuk meredakan ketegagan yang menyakitkan. Keinginan seksual degan udah dapat dicampuri oleh tiap-tiap eprasaan yag mendalam, sedangkan cinta kasih merupakan satu diantaranya. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untukbersatu secara seksual. Daya tarik seksual untuk sementara waktu menimbulkan khayalan penyatuan.

                Dalam cinta kasih erotis terdapat ekslusivitas yangtidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Sering kita jumpai seapsang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainnya. Cinta kasih mereka sebenarnya merupakan egoism dua orang , mereka adalah dua orang yang saling menemukan kesamaan. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keitsertaan dengan semua aspek kehidupan orang-orang lain, tapi bukan dalam arti cinta kasih yang mendalam.

                Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorag sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam dalamnya. Hal ini memang merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah meiliki jodohnya sendiri. Dalam kebudayaan barat/zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Ada pula orang yang memandang bahwa factor yang penting di dalam cinta kasih erotis itu adalah keinginan.

                Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain daripada perbuatan kemauan. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan bahwa hubungan semacam itu, didalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan. 

                0 komentar

              1. Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

                Jadi tempat tugas kuliah Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan